HIKMAH DI SEKITAR KITA
HIKMAH DI SEKITAR KITA
Contoh 1 :
Seorang ayah dan anaknya melewati depan
hotel bintang lima. Mereka melihat sebuah mobil
sedan import yang sangat mewah.
Dengan
santai
ayahnya
menimpali,
“Orang yang berkata
demikian,
pasti
kantongnya
kosong,
tak
berduit
!”.
Cara pandang kita terhadap suatu masalah, apakah juga merupakan refleksi dari sikap kita yang sebenarnya ?
Contoh 2 :
Selesai makan malam,
ibu
dan
putri mencuci piring, sementara ayah dan
putra
nonton TV di ruang
tengah.
Tiba-tiba dari dapur
terdengar suara
piring pecah.
Sejenak kemudian sunyi…
Putra
: Pasti ibu
yang memecahkannya.
Ayah
: Darimana kamu
tahu ?
Putra
: Ia tidak
marah – marah.
Kita terbiasa membuat standar yang berbeda un-
tuk diri sendiri dan orang lain, yaitu ketat terhadap orang lain dan longgar terhadap diri sendiri.
Contoh 3 :
Ada dua
rombongan turis Taiwan datang ke sebuah pulau
di Jepang, kondisi jalan
sangat buruk,
lubang dimana-mana…
Seorang
guide minta maaf
dan mengatakan
bahwa
jalan itu
seperti
orang bopeng.
Guide
yang kedua, dengan
puitis berkata,
“Bapak Ibu,
inilah jalan
lesung
pipit yang terkenal itu”.
Kondisi yang sama, namun pola pikir yang berbeda menimbulkan sikap yang berbe-da pula.
Sungguh ajaib pola pikir itu, apa yang hendak kau pikirkan, haknya ada padamu.
Contoh 4 :
Murid SD kelas 3 saat menuliskan cita-citanya, menyatakan kelak akan menjadi badut.
Guru Asia menegur :
Tak punya cita-cita mulia,
sungguh tak
dapat
diajar !
Guru dari
Barat berkata :
Semoga kau membawa senyuman bagi
seluruh muka
bumi
!
Kita yang lebih tua (dituakan), lebih sering menuntut daripada memberi semangat, malah ada yang dengan picik membatasi makna dari suatu keberhasilan.
Contoh 5 :
Seorang tante di toko perhiasan melihat 2 buah
gelang yang sama
persis modelnya. Yang satu
dihargai $550, sedangkan yang satu
lagi
hanya
$250. Segera dibelinya gelang seharga $250, dan
dengan penuh
keberhasilan ia
keluar dari
toko
itu. Begitu perempuan itu keluar dari pintu, terdengar pegawai toko berkata kepada rekannya, “Benar kan jurus ini manjur !”
Cobaan serasa umpan, dapat dengan mudah menampakan ketamakan manusia pada umumnya, yang seringkali merupakan awal mulainya suatu kerugian akibat tertipu.
Contoh 6 :
Pengemis : Aku minta uang 5 ribu.
Pria : Tapi aku hanya punya 4 ribu.
Pengemis : Baiklah, kalau begitu, kamu
berhutang seribu padaku.
Kebanyakan
orang selalu
menganggap
Tuhan
berhutang
padanya,
selalu
merasa
Tuhan
memberi
kurang
banyak
- kurang
baik,
KETAMAKANNYA TELAH MENUTUPI HATI YANG BERSYUKUR.
Contoh 7 :
Istri sedang memasak di dapur. Suami disamping terus
berceloteh tanpa
henti,
“Pelan
dikit.
Awas
! Api
terlalu besar.
Cepat
balikkan ikannya. Cepat
diangkat, minyaknya terlalu banyak ! Tahunya diiris tipis. Aduh,
pancinya miring !
Istri yang jengkel menghardik, “Diam
kau,
aku
mengerti cara
memasak”. Suaminya menjawab, “Tentu
saja. Aku hanya ingin
kau
tahu
bagai
mana perasaanku saat
menyetir dan kau terus
mengoceh”.
Tidaklah susah
belajar memahami
orang lain, asalkan kau
bersedia dengan
sungguh-sungguh berdiri
pada posisi
dan sudut
pandang orang lain untuk memandang
suatu masalah.
SATU HARI – SATU HIKMAH
SEMOGA HIDUP
KITA BERLIMPAH BERKAH
0 comments:
Posting Komentar